Magnet Rezeki dr Sigit Setyawadi Sp. OG di Grup WA Building The Dream. Di dunia ini, banyak orang yang seumur hidupnya bekerja jungkir balik, hanya untuk bertahan hidup saja. Ada yang bertahan hidup mewah, ada yang sederhana, bahkan banyak yang amat sangat sederhana. Kita bekerja untuk hidup dan hidup untuk bekerja.
Disisi lain, ada orang orang yang begitu menikmati kehidupannya. Mereka tidak perlu bekerja mencari uang lagi, hidupnya digunakan untuk lebih memperhatikan orang lain. Atau dengan istilah lain, mereka orang yang sudah selesai dengan dirinya. Umumnya mereka orang orang yang sudah bebas finansial dan bebas waktu.
Magnet Rezeki dr Sigit Setyawadi Sp OG 3 Tahap Bimbingan
Dalam program bimbingan cara magnet rezeki menuju kebebasan finansial dan kebebasan waktu lewat WA ini, ada 3 tahap :
1. Tahap persiapan : Di grup WA Building The Dream. Kita belajar tentang kecerdasan finansial, plafon rejeki, dll. Praktek yang dilakukan adalah mendengarkan 2 audio hipnoterapi penghasilan pasif 100 juta sebulan untuk meningkatkan plafon rejeki dengan cepat.
2. Tahap Internalisasi : Mereka yang sudah mendengarkan audio 21x dipindah ke grup WA Program Lanjutan. Disana plafon rejekinya diperkuat dengan cara berkumpul dengan mereka yang sudah mendapat penghasilan pasif 100 juta sebulan. Caranya dengan mengikuti seminar yg direkomendasikan dan mendengarkan CD CD.
3. Setelah memahami semua aspek keuangan dan bisnis, plafon rejeki dan kecerdasan finansialnya naik. Anda juga mendapat inspirasi dan visi dari mereka yang sudah bebas finansial, Anda akan tahu sendiri bisnis atau investasi apa yang baik untuk masa depan keluarga Anda. Silahkan action.
PLAFON REZEKI KITA HARUSNYA KAYA
Saya percaya, Tuhan menciptakan kita ini bukan untuk bekerja keras jungkir balik hanya untuk menghidupi dirinya sendiri. Hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup. Pasti ada tujuan lain manusia di ciptakan. Tujuan yang jauh lebih baik dari itu, misal untuk menikmati kehidupan yang sejahtera dan bebas merdeka. Manusia sendiri yang saling memperbudak satu sama lain. Mengikatkan dirinya pada sesuatu sehingga tidak memiliki kebebasan. Padahal kebebasan itulah yang sebenarnya dicari. Banyak orang rela mati untuk kemerdekaan negaranya, tetapi hanya sedikit orang yang rela “sakit” untuk kemerdekaan dirinya,
Agama saya Islam, dan saya tahu bahwa teladan di Islam itu kita harus kaya. Sayangnya kita sewaktu masih anak anak, mendapat pelajaran tentang kehidupan awal dari orang orang yang belum kaya. Sehingga menjadi kaya tidak diajarkan, bahkan yang diajarkan sebaliknya. Mereka tentu merasa malu mengajarkan bahwa keteladanan di Islam itu adalah menjadi kaya, karena mereka belum kaya. Di agama lain juga sama saja, bahkan terkadang lebih ekstrim, misalnya “memasukkan orang kaya ke kerajaan surga itu lebih sulit dibandingkan memasukkan onta ke lubang jarum”. Itulah faktanya kita, dipenuhi ajaran ajaran tentang lebih mulia menjadi orang miskin dibandingkan orang kaya. Akhirnya terpulang kepada masing masing.
Dimana bisa mendapatkan audio hipnoterapinya pak dokter Setyawadi, dsog.
Pak Adi, Silahkan bergabung di grup bimbingan, klik https://buildingthedreams.net